Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menikah Atau Memilih Menjadi Melajang Adalah Sebuah Pilihan Hidup

Photo by lukas/pexels.com

Hidup ini adalah sebuah pilihan. Ketika anda memilih untuk mengikuti kata hati apa yang sebenarnya yang anda inginkan adalah suatu pilihan hidup. Memiliki keluarga yang utuh dan bahagia adalah hal yang selalu menjadi impian dan dambaan oleh semua orang. Namun dalam perjalanan hidup manusia, semua tidak selalu sesuai dengan apa yang manusia inginkan. Setiap manusia mempunyai cara dan takdir yang berbeda - beda dalam menjalani hidupnya.

Setiap orang dalam menjalani kehidupan ini pasti memiliki tujuan untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia lahir dan batin. Namun definisi bahagia untuk masing - masing orang adalah berbeda, tergatung dari prinsip, impian, tujuan, pencapaian dan rencana yang dimiliki masing - masing orang. Mungkin ada orang - orang yang lebih bahagia dengan memprioritaskan kehidupannya untuk keluarga sebagai tujuan utama. Sehingga mereka memilih untuk menikah dan memiliki anak sebagai hal prioritas utama dalam kehidupan mereka dengan mengesampingkan hal lainnya seperti karir, pendidikan maupun pekerjaan.

Tetapi ada sebagian orang yang lebih bahagia dengan memprioritaskan kehidupannya untuk pendidikan, pekerjaan, bisnis atau mengejar karir yang lebih tinggi dan lebih mengesampingkan urusan pernikahan dalam hidup mereka. Dan banyak juga yang bisa menyeimbangkan semua hal tersebut, baik keluarga, pendidikan, maupun karir. Semua itu adalah pilihan hidup masing - masing orang baik memilih untuk tetap melajang ataupun menikah dalam menjalani hidup.

Sebenarnya setiap orang memiliki hak asasi untuk menentukan pilihan hidup mereka, selama mereka mampu mempertanggungjawabkan pilihan hidupnya dan tentu saja tidak merugikan orang lain atau melanggar norma - norma yang berlaku dalam masyarakat. Karena pernikahan adalah hal yang bersifat pribadi  yang benar - benar datang dari diri kita sendiri dan hanya kita yang tahu kesiapan kita, kapan waktunya dan apakah tujuan dan manfaat ketika kita menikah.

Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang pernikahan. Ada yang menjadikannya sebagai pencapaian hidup, dimana pernikahan menjadi hal yang sangat membahagiakan dan paling ditunggu selama perjalanan hidup. Namun adapula yang menganggap sebaliknya, pernikahan bukan menjadi prioritas utama dalam hidup sehingga tidak menjadi sebuah beban dalam kehidupan mereka, karena mereka lebih bahagia untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi prioritas hidupnya seperti pendidikan atau pekerjaan.

Sebenarnya tidak ada yang salah, jika setiap orang memilih menikah atau melajang sebagai pilihan hidup mereka. Karena mungkin ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan setiap orang dalam menentukan pilihan hidup mereka. Misalkan seseorang memilih melajang karena memiliki trauma atas hubungan dengan pasangannya yang tidak baik, atau karena mengamati kehidupan saudara mereka sendiri yang mengalami kegagalan dalam rumah tangga. Atau karena pengalaman pahit menjadi anak dari keluarga yang mengalami perceraian sehingga anda tidak mendapatkan kasih sayang, dan perhatian yang lengkap seperti keluarga yang lain.

Karena di Indonesia bagi seseorang yang sudah memiliki usia yang dianggap dewasa ataupun memasuki usia yang matang dan belum memilih untuk menuju ke jenjang pernikahan, maka sering dianggap tidak normal atau menyimpang. Padahal tidak semua orang yang memilih untuk belum atau bahkan tidak menikah di dalam hidup mereka itu karena perilaku seksualnya menyimpang. Ada beberapa penyebab yang mungkin menjadi dasar atau sebab mereka mengambil keputusan tersebut.

Tetapi cara pandang masyarakat Indonesia yang menganggap sesuatu yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya selalu dianggap tabu atau tidak normal. Masyarakat Indonesia pada umumnya selalu melihat setiap tingkatan kehidupan dalam tingkatan fase yang harus bisa dilalui setiap manusia. Fase dalam kehidupan yang dilalui yaitu lahir ke dunia ini dalam bentuk bayi kemudian tumbuh menjadi anak - anak dimana mereka harus melauli masa - masa belajar di Paud, TK, dan Sekolah Dasar. Kemudian tumbuh menjadi remaja dan masuk ke sekolah menengah pertama sampai Sekolah Menengah Atas. Setelah itu tumbuh menjadi dewasa dimana mereka menentukan nasib mereka untuk melanjutkan kuliah, bekerja atau bahkan menikah muda. Itu adalah fase awal yang harus dilalui oleh seseorang pada umumnya. 

Namun ketika seseorang memasuki fase dewasa dan matang inilah yang sering menjadi masalah bagi sebagian kecil orang. Ketika masyarakat pada umumnya menuntut seseorang diusia tersebut untuk bisa melalui fase yang dianggap normal dan wajib dilalui dan dianggap normal. Adapun hal tersebut adalah ketika sesorang dianggap sudah berumur cukup, dewasa atau matang maka diharuskan untuk memiliki pasangan yang diresmikan secara resmi dalam ikatan pernikahan. Tetapi tidak berhenti sampai disini saja, ketika seseorang sudah menikah maka fase yang harus dilalui adalah memiliki momongan atau anak, setelah anak mereka dewasa ada tuntutan untuk menikahkan mereka. Tidak juga berhenti sampai sini, tuntutan lain adalah memiliki cucu dari anak mereka, dan pasti akan muncul tuntutan berikutnya lagi. 

Ketika seseorang yang ketika memasuki usia yang dewasa atau matang tetapi salah satu fase yang harusnya dilalui seperti kebanyakan orang tidak dapat dilaluinya, maka akan menjadi suatu hal yang aneh dan menjadi bahan omongan. Berbagai omongan datang mungkin dari lingkungan keluarga, tetangga, teman ataupun di tempat kerja. Sebenarnya hal inilah yang menjadi masalah yang harus diatasi karena bisa mengakibatkan dampak yang besar bagi yang mengalaminya. Hal ini akan mengakibatkan berbagai masalah seperti kurangnya percaya diri, minder, perasaan tidak nyaman, dan pasti mengganggu dalam kehidupan sehari - hari.

Sebenarnya memilih single atau menikah adalah hak asasi setiap manusia. Karena yang tau tingkat kebahagiaan dan kebutuhan untuk memiliki pasangan adalah diri mereka sendiri. Setiap orang memiliki cara pemikiran dan cara hidup yang berbeda - beda. Selama mereka tidak merugikan orang lain seperti menjadi perebut istri atau suami orang, atau melakukan hal - hal yang merugikan lingkungan sekitarnya.

Karena kembali lagi setiap pilihan ada resiko yang harus ditanggung masing - masing orang. Tanggungjawab pastinya kembali pada diri masing - masing pribadi orang tersebut. Karena yang tahu kebahagiaan mereka dan apa yang mereka butuhkan adalah diri mereka sendiri bukan kata atau omongan dari orang lain. Jadi hormatilah apa yang menjadi keputusan setiap orang akan kehidupan mereka, selagi tidak merugikan orang lain.





Posting Komentar untuk "Menikah Atau Memilih Menjadi Melajang Adalah Sebuah Pilihan Hidup"