Diskriminasi Terhadap Seseorang Yang Memilih Berstatus Single Atau Melajang
picture by pixabay |
Terkadang status marital menjadi masalah dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan bertetangga, pertemanan maupun dalam pekerjaan. Mereka yang masih berstatus single selalu mendapatkan perlakuan yang diskriminasi dalam berbagai hal. Terkadang status single menjadi alasan untuk mendapatkan pekerjaan overtime, yang sebenarnya tidak ada sama sekali hubungannya antara pekerjaan dengan status maritalnya. Semua itu tergantung dari tanggungjawab masing - masing individu terhadap pekerjaannya.
Semakin tinggi jabatan dan gaji, atau level tingkat pekerjaan harusnya diimbangi dengan niat, motivasi dan tanggung jawab yang harus diemban oleh orang tersebut. banyak yang sudah berkeluarga bekerja overtime karena memang tuntutan pekerjaan yg mengharuskan bekerja melebihi jam kerja kantor pada umumnya. Bahkan ada seperti pekerja wanita yang baru saja melahirkan harus tidak memiliki waktu cuti yang lama, karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan pekerjaannya harus segera diselesaikan terutama juga berkaitan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat umum. Kebanyakan dari orang - orang, khususnya di indonesia, menganggap bahwa jika si pekerja tersebut masih berstatus lajang maka segala pekerjaan yg over akan dilimpahkan kepadanya. sedangkan jika pekerja tersebut sudah berkeluarga dan memiliki anak, kebanyakan mereka menjadikan alasan untuk tidak bekerja overtime, mungkin karena anak atau istrinya sakit, atau ada kepentingan keluarga yang lain.
Mereka menganggap bahwa seseorang yang berstatus lajang atau sinle itu tidak memiliki kepentingan yang mendesak dan mereka memiliki waktu yang lebih dari pada orang yang sudah berkeluarga. Padahal baik lajang ataupun orang yang sudah berkeluarga memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam baik pekerjaan, maupun dalam hal lainnya. Hal inilah yang menimbulkan ketidakadilan berkaitan dengan marital status. Hal ini seharusnya tidak terjadi jika masing - masing individu sadar dan tahu akan tanggungjawabnya masing - masing dalam pekerjaan. Sehingga tidak memiliki rasa iri kepada teman lain terutama yang berstatus lajang.
Namun banyak pula seseorang yang sudah berkeluarga tetap memiliki komitmen dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan tetap mengambil kerja overtime karena tuntutan pekerjaany yang memang harus selesai. Mereka sadar untuk lebih mementingan kepentingan bersama ketimbang hanya memikirkan kepentingan pribadi keluarga mereka sendiri, dan juga sadar akan konsekuensi mengambil pekerjaan tersebut, sehingga apapun pekerjaan yang harus diselsesaikan mereka harus menyelesaikannya dengan penuh tanggungjawab dengan tetap menyelesaikan sampai akhir tanpa melemparkannya kepada orang lain.
Perlakuan lain yang mungkin tidak disukai adalah kebanyakan orang beranggapan bahwa jika seseorang yang single maka incoe atau penghasilannya selalu utuh dan tidak memiliki kebutuhan yang banyak seperti orang yang sudah berkeluarga pada umumnya. Jadi mereka menganggap bahwa penghasilannya yg didapat hanya untuk ditabung saja, sehingga orang yang lajang dianggap punya tabungan yang sangat banyak. Sehingga jika ada acara kumpul bersama teman seperti makan bersama, maka dia akan menjadi target agar menjadi bendahara yang mengeluarkan uang untuk kepentingan mereka. Padahal pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Semua orang pasti memiliki kebutuhan masing - masing yang tidak harus dijabarkan satu persatu dihadapan orang lain. Selama manusia masih hidup di dunia pasti kebutuhan hidupnya tidak pernah habis, baik untuk sandang, papan, maupun pangan. Atau bisa juga walau statusnya masih sendiri tetapi menjadi tulang punggung keluarganya.
Jadi seseorang jangan menilai orang lain hanya dari luarnya saja, belum tentu yang kelihatan di luar itu sama dengan apa yang dianggap banyak orang menurut ekspektasi mereka saja. Dan masih banyak diskriminasi yang sering didapat orang dengan status single baik didalam lingkungan pertemanan, tetangga, maupun lingkungan kerja. Hal inilah yang harus perlu kita rubah cara pandang dalam masyarakat. Kurangnya rasa empati, terhadap sekitar dan menganggap orang yang tidak sama dengan yang lain menjadi hal yang perlu digunjingkan. Masih banyak hal yang bisa dilakukan selain mengurusi hidup orang lain. Menjadi Single atau berpasangan adalah hak asasi yang dimiliki oleh setiap orang di dunia ini. Selama orang yang menjalani hidup merasa bahagia dan tidak merugikan orang lain, tidak ada salahnya mendukung apa yang menjadi pilihan hidup masing - masing orang.
Posting Komentar untuk "Diskriminasi Terhadap Seseorang Yang Memilih Berstatus Single Atau Melajang "